Munir, salah satu nama yang sangat lekat bagi masyarakat Indonesia dengan segala jasanya untuk membela Hak Asasi Manusia (HAM) dalam berbagai tragedi besar Indonesia.
Pria yang memiliki nama lengkap Munir Said Thalib ini sangat terkenal dengan aksi-aksi pembelaannya terhadap Hak bagi mereka yang tertindas dan tak dapat bersuara. diantaranya tragedi-tragedi besar yang telah dikawal Munir yaitu Operasi Jaring Merah, operasi Terpadu di Aceh, Tragedi Trisakti, Kasus Orang Hilang, dan masih banyak lagi.
Peranan Munir dalam mengawal kasus-kasus besar tersebut tentu menarik perhatian tokoh-tokoh yang merasa tersinggung dan terancam dengan aksi-aksi Munir. Hingga pada 7 September 2004 lalu, ia ‘dibungkam’ untuk selamanya dengan racun Arsenik pada perjalanannya dari Jakarta menuju Belanda untuk melanjutkan studi. Dugaan-dugaan pelaku muncul sejak kematian Munir yang mencurigakan tersebut, pada akhirnya pilot pesawat Garuda nomor GA-974 atas nama Pollycapus dinyatakan sebagai pelaku atas kasus Munir, Kejanggalan banyak dirasakan masyarakat meskipun Pollycapus telah dituduh sebagai pelaku kasus Munir.
Kasus kematian yang penuh misteri tersebut hingga saat ini belum menemukan titik terang dalang dari pembunuhan tersebut. Namun pada September 2022, salah satu akun Telegram “Bjorka” yang dikenali sebagai hacker menyebutkan dugaan Muchdi Purwopranjono sebagai dalang dibalik kasus kematian Munir. Muchdi Sendiri merupakan mantan Kolonel Kopassus yang diberhentikan akibat aksi Munir yang berakibat kepadanya. Hingga saat ini, kasus ini belum diusut oleh pemerintah dengan jelas.
Selain dikenal dengan berbagai aksi pembelaannya yang tulus, pria berkelahiran 8 Desember 1965 di Kota Batu ini merupakan seorang mahasiswa Hukum Universitas Brawijaya yang aktif. Ia banyak mengikuti aksi sukarelawan di Lembaga Bantuan Hukum berbagai kota di Indonesia. Pada 1988 Munir akhirnya membentuk Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS).
Dengan aksi sepak terjangnya demi menjunjung HAM, tak heran bila Munir mendapat banyak perhatian dari seluruh masyarakat Indonesia, bahkan Internasional. hal tersebut dibuktikan dengan diraihnya beragam penghargaan atas aksi-aksinya seperti ; 1.)Right Livelihood Award 2000, untuk pengabdian kepada kemajuan HAM dan kontrol sipil militer (8 Desember 2000, Swedia), 2.) Mandanjeet Singh Prize UNESCO, berkiprah untuk memperkenalkan Toleransi (2000), 3.) Man Of The Year versi Majalah Ummat (1998), 4.) Yap Thiam Hien Award (1998), 5.) Salah satu Pemimpin Politik Muda Asia pada Milenium Baru di Majalah Asiaweek (1999), 6.) Dan lain-lain.
Comments
Post a Comment