Si Tiga Serangkai Salah Satu Pelopor Pergerakan Nasional

Source : Google


Penulis : Bomaseta

Tiga serangkai, adalah julukan untuk tiga tokoh masyhur yakni Ki Hajar Dewantara, Douwes Dekker, dan Dr Tjipto Mangoenkoesoemo. Ketiga tokoh ini mulai dijuluki “Tiga Serangkai” sejak mendirikan Indische Partij pada 1912. Lahirnya organisasi ini adalah buntut dari Indische Bond yang didirikan juga oleh Douwes Dekker, namun kurang dipandang masyarakat pada saat itu. 

Partai ini menaungi masyarakat Indonesia asli dan orang Eropa yang tinggal di Indonesia, untuk kemudian harapannya dapat menyatukan pandangan dari para individu yang terdapat didalamnya. Dengan mengusung rasa patriotisme yang tinggi juga sebagai salah satu pelopor pergerakan untuk kemerdekaan, organisasi ini menjadi berkembang pesat di berbagai daerah Indonesia pada saat itu. 


Potret Tiga Serangkai, Ki Hajar Dewantara, Douwes Dekker, Dr Tjipto Mangoenkoeseomo. (Sumber : Internet)

Sepak terjang ketiga tokoh ini mulai dirasakan sejak berdirinya partai ini, karena mengarah pada fokus politik yang memiliki cita-cita agar memerdekakan Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda. Kiprah mereka demi memerdekakan Indonesia banyak dicekal oleh Belanda. Douwes Dekker pernah masuk ke tahanan karena menentang pernyataan Belanda dan membela kemerdekaan Indonesia. 


Dr Cipto Mangoenkoesoemo pernah membuat karya yang berjudul De Express, namun dari karyanya tersebut juga, akhirnya ia diberhentikan dari profesinya, hal ini dikarenakan dalam tulisannya itu ia banyak mengkritik Belanda. Ki Hajar Dewantara sebagai salah seorang bapak Pendidikan Indonesia, ia memiliki intelektual dan keimanan yang tinggi. Selain itu, Ki Hajar Dewantara alias Raden Mas Soewardi Soeryaningrat ini dikenal sebagai orang yang berani dan keras dalam mengkritik kebijakan kolonial. Sampai kemudian ia banyak mengalami pengasingan dan masuk tahanan berkali-kali. 


Pada akhirnya tiga serangkai pun memudar setelah satu tahun berkiprah, Pemerintah Belanda menganggap mereka sebagai ancaman keamanan dan ketertiban bagi negara. ketiganya kemudian diasingkan ke Belanda, setelah selesai masa hukuman, mereka kemudian berjuang dengan jalannya masing-masing. 


Comments